Tokoh
Nyoman Semadiartha dengan Berpengalaman lebih dari 30 Tahun di Dunia Perbankan, Perkuat Pengawasan LPD Mengwi: Aset Capai Rp 279 Miliar, Laba Rp 6,2 Miliar
Sabtu, 18 Oktober 2025
Lpd desa adat Mengwi badung
Badung | Salah satu Lembaga Perkreditan Desa (LPD) terbesar di Bali, LPD Desa Adat Mengwi, Badung terus menunjukkan kinerja yang solid di tengah tantangan era digital dan dinamika ekonomi masyarakat adat. Berdasarkan laporan per September 2025, aset LPD Mengwi mencapai Rp 279 miliar dengan laba bersih sebesar Rp6,2 miliar.
Kesuksesan ini tak lepas dari pengawasan ketat dan profesional, termasuk dari sosok I Nyoman Semadiartha, S.H., M.H., Direktur Utama PT BPR Sekolah Perhotelan Bali (SPB) Bank, yang kini dipercaya sebagai salah satu pengawas LPD Mengwi. Dengan pengalaman hampir 30 tahun di dunia perbankan, Semadiartha membawa pola pikir dan sistem pengawasan modern ala perbankan formal ke dalam manajemen LPD.
“Saya baru bergabung sebagai pengawas LPD Mengwi. Dengan latar belakang perbankan, kami fokus pada bagaimana manajemen pengawasan bisa dijalankan secara profesional, berbasis mitigasi risiko, tanpa mengabaikan nilai-nilai adat yang menjadi dasar berdirinya LPD,” ujarnya saat ditemui beberapa waktu lalu.
Sinergikan Sistem Adat dan Tata Kelola Bank Modern
Menurut Semadiartha, LPD Mengwi termasuk salah satu lembaga adat yang asetnya masuk kategori besar di Bali. Karena itu, pengawasan harus dijalankan dengan sistematis dan penuh tanggung jawab.
“Tugas kami adalah mengkolaborasikan dua hal penting sistem manajemen risiko perbankan dengan kearifan lokal adat. Jadi tidak saling meniadakan, tapi bersinergi. Kami ingin LPD Mengwi bisa terus hidup sepanjang zaman, sehat secara keuangan, dan kuat secara sosial,” jelasnya.
Ia menambahkan, pengawasan di LPD Mengwi kini ditangani oleh tim yang sebagian besar berlatar belakang profesional perbankan. Tujuannya agar pengelolaan risiko bisa dilakukan secara lebih terukur, mencakup risiko kredit, risiko reputasi, risiko hukum, dan risiko legitimasi.
“Di dunia BPR, kami mengenal tujuh jenis risiko utama. Di LPD, kadang yang diabaikan adalah risiko hukum dan legitimasi. Padahal itu penting. Kami ingin semua unsur manajemen memahami hal ini agar LPD tetap kredibel di mata masyarakat dan pemerintah,” tegas Semadiartha.
Kinerja Positif: Aset dan Laba Terus Tumbuh
Dalam pengawasan Semadiartha dan tim, LPD Mengwi menunjukkan tren positif baik dari sisi aset maupun laba. Ia menyebutkan, peningkatan ini juga didorong oleh pengelolaan kredit yang sehat dan pendekatan penyelesaian masalah yang humanis.
“Kalau ada kredit macet, itu hal wajar. Tapi prinsip kami, selama debitur masih punya itikad baik, maka prioritas utama adalah penyelamatan, bukan penyelesaian. Kalau bisa disehatkan, kita sehatkan. Kalau sudah tidak bisa, baru diselesaikan. Itu prinsip pengelolaan risiko yang kami terapkan,” ungkapnya.
Semadiartha juga menegaskan bahwa pertumbuhan aset dan laba yang stabil menjadi bukti kepercayaan masyarakat terhadap LPD Mengwi tetap tinggi. Selain itu, pengawasan yang intensif terhadap Tingkat Kesehatan LPD (TKS) menjadi fokus utama agar lembaga adat ini tetap sehat secara finansial dan operasional.
Edukasi Keuangan untuk Pengurus dan Krama Adat
Sebagai pengawas yang juga putra asli Mengwi, Semadiartha merasa memiliki tanggung jawab moral untuk mengedukasi masyarakat agar lebih memahami pentingnya keberadaan LPD. Edukasi dimulai dari internal pengurus, baru kemudian ke masyarakat luas.
“Kami terus memberikan pemahaman kepada pengurus tentang manajemen risiko, tata kelola keuangan, dan tanggung jawab fiduciary. Setelah itu, baru kami turun ke masyarakat agar mereka sadar bahwa LPD ini milik mereka dan harus dijaga bersama,” katanya.
Menurutnya, masyarakat Mengwi sudah cukup maju dalam memahami fungsi lembaga keuangan adat. Selain menjadi sarana pembangunan ekonomi, LPD juga menopang kegiatan adat, sosial, dan budaya di Desa Mengwi.
Mengabdi untuk Desa, Membangun dengan Ilmu Perbankan
Ditanya tentang motivasinya bergabung dalam struktur pengawasan LPD, Semadiartha menjawab dengan rendah hati.
“Sebagai warga Mengwi, saya merasa terpanggil untuk mengabdi. Selama 30 tahun saya belajar di dunia BPR, sekarang saatnya mengimplementasikan ilmu itu untuk lembaga adat. Tujuan saya sederhana agar LPD Mengwi terus tumbuh, dipercaya, dan menjadi kebanggaan masyarakat,” tutupnya.
Kinerja Terjaga, Kepercayaan Meningkat
Dengan sinergi antara pengalaman profesional perbankan dan nilai-nilai adat yang kokoh, LPD Mengwi kini menjadi contoh LPD besar yang sukses menggabungkan good governance dengan local wisdom. Dukungan pengawas seperti I Nyoman Semadiartha menjadi bukti nyata bahwa kolaborasi lintas pengalaman dapat memperkuat lembaga adat menuju kemandirian ekonomi berkelanjutan. (Tim)
Penulis : Tim Klungkungnews
Polling Dimulai per 1 Maret 2024
Polling Dimulai per 1 Maret 2024