Tokoh
Anggota DPR-RI I Nyoman Parta Serukan Cinta Bahasa Bali: Menjaga Kata, Menyelamatkan Budaya”
Sabtu, 18 Oktober 2025
Nyoman parta anggota DPR-RI
Denpasar
Anggota DPR RI Dapil Bali dari Fraksi PDI Perjuangan, I Nyoman Parta, kembali menyerukan pentingnya menjaga dan memuliakan Bahasa Bali sebagai warisan luhur yang membentuk jati diri dan karakter masyarakat Pulau Dewata.
Menurut Parta, bahasa daerah bukan sekadar kumpulan kata atau sistem tata bahasa, melainkan cermin peradaban, pengetahuan lokal, dan filosofi hidup masyarakatnya.
“Bahasa daerah itu bukan hanya sistem kata dan tata bahasa. Di dalamnya tersimpan pengetahuan lokal, filosofi hidup, serta identitas sosial dan budaya kita,” ujar Parta penuh makna.
Politisi asal Gianyar yang dikenal konsisten memperjuangkan isu kebudayaan ini menyoroti kondisi bahasa daerah di Indonesia yang kian mengkhawatirkan. Berdasarkan data Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Indonesia memiliki lebih dari 718 bahasa daerah, yang tersebar dari Aceh hingga Papua. Namun, hampir 30 persen di antaranya kini terancam punah karena tidak lagi digunakan oleh generasi muda.
“Ketika sebuah bahasa punah, yang hilang bukan hanya bahasa itu sendiri. Yang lenyap adalah cara berpikir, cara berkomunikasi, dan cara berperasaan khas budaya bangsa tersebut,” ungkapnya dengan nada prihatin.
Parta menekankan bahwa pelestarian bahasa daerah, termasuk Bahasa Bali, bukan sekadar tugas akademisi atau pemerintah, tetapi tanggung jawab moral seluruh masyarakat Bali. Menurutnya, setiap orang Bali harus memiliki kesadaran untuk menggunakan bahasa Bali dalam kehidupan sehari-hari, di rumah, di sekolah, dan di ruang publik.
“Kita harus bersyukur sebagai orang Bali. Selain memiliki Bahasa Bali, kita juga punya Aksara dan Sastra Bali yang sangat kaya. Yang terpenting, setiap orang yang bersuku Bali harus tetap melestarikan dan memuliakan Bahasa, Aksara, dan Sastra Bali,” tegasnya.
Ia menambahkan, keberadaan Bahasa Bali, Aksara Bali, dan Sastra Bali adalah tiga pilar yang tak terpisahkan dalam menjaga keluhuran budaya Bali. Ketiganya merupakan roh kebudayaan yang membentuk cara berpikir, cara berperilaku, dan cara berhubungan masyarakat Bali dengan alam semesta.
Parta berharap generasi muda Bali tidak malu menggunakan bahasa daerahnya, baik dalam percakapan sehari-hari maupun dalam ruang digital. Menurutnya, modernisasi tidak boleh menghapus akar budaya.
“Menjadi modern bukan berarti meninggalkan bahasa ibu. Justru dengan berbahasa daerah, kita sedang menjaga martabat dan identitas kita sebagai orang Bali,” pungkasnya. (Tim Newsyess)
Penulis : Tim Klungkungnews
Polling Dimulai per 1 Maret 2024
Polling Dimulai per 1 Maret 2024