Tokoh
Bupati Gianyar menghadiri Upacara Ngusaba Dewa di Pura Penataran Air Jeruk, Wujud Bakti dan Penyucian Bumi oleh Krama Desa Adat Semaon
Jumat, 31 Oktober 2025
 
                                  Desa adat semaon payangan
Gianyar | Suasana penuh taksu dan kesucian menyelimuti Pura Penataran Air Jeruk, Desa Adat Semaon, Kecamatan Payangan, Kabupaten Gianyar, pada **Rahina Wraspati Kliwon Warigadian, 30 Oktober 2025. Pada hari suci ini, umat melaksanakan Karya Ngusaba Dewa yang dirangkai dengan upacara Tawur Wisuda Bumi, sebagai ungkapan syukur dan penyucian alam semesta agar selalu harmonis, tenteram, dan sejahtera.
Ketua Panitia, I Wayan Murtanayasa, S.Pd., M.Pd.,** menjelaskan bahwa karya suci ini merupakan bagian dari tradisi turun-temurun masyarakat Desa Adat Semaon untuk menjaga keseimbangan hubungan antara manusia, alam, dan Ida Sang Hyang Widhi Wasa. “Tawur Wisuda Bumi ini adalah bentuk yadnya untuk memuliakan alam dan memohon anugerah kesejahteraan bagi seluruh krama desa,” ujarnya.
Upacara ini dipuput oleh tiga sulinggih (Tri Sadaka), yaitu Ida Penanda Rai Gunung, Ida Pedanda Buda saking Gria Batuan, dan Ida Rsi Bujangga saking Gria Pemecutan. Prosesi dimulai dengan Meyama Raja dan Nyukat Genah Caru Wisuda Bumi, yang diikuti dengan penuh khidmat oleh seluruh krama Desa Adat Semaon.

Ketua Seksi Acara, I Made Sila, menyampaikan bahwa seluruh rangkaian acara berlangsung lancar dan penuh semangat kebersamaan. “Kami bersyukur, semeton desa sangat antusias ngayah, dari persiapan hingga pelaksanaan, semua bersatu dalam satu tujuan: ngayah ring Ida Bhatara,” ungkapnya.
Karya suci ini juga dihadiri oleh sejumlah tokoh penting, antara lain Bupati Gianyar,  Made mahayastra Ketua DPRD Gianyar, anggota DPRD Gianyar Dapil Payangan, anggota DPRD Bali I Rai Warsa, serta Bendesa Adat dan seluruh prajuru serta pemangku se-wilayah Payangan. Kehadiran para tokoh tersebut menjadi bentuk dukungan dan rasa hormat terhadap nilai-nilai spiritual dan kearifan lokal yang dijaga masyarakat Semaon.
Bendesa Adat Semaon, I Wayan Tempo, memberikan apresiasi tinggi kepada seluruh panitia dan masyarakat yang telah bekerja keras. “Saya sangat bangga dengan semangat krama desa. Melalui yadnya ini, kita tidak hanya memperkuat spiritualitas, tetapi juga mempererat persaudaraan dan menjaga kelestarian alam sebagai warisan leluhur,” ujarnya.
Karya Ngusaba Dewa Ring Pura Penataran Air Jeruk ini menjadi bukti nyata bahwa di tengah arus modernisasi, masyarakat Bali tetap teguh menjaga tradisi, menjadikan yadnya sebagai napas kehidupan, dan membumikan ajaran Tri Hita Karana* dalam tindakan nyata sehari-hari. (Tim Newsyess)
Penulis : Tim Klungkungnews
Polling Dimulai per 1 Maret 2024
Polling Dimulai per 1 Maret 2024