BANGLI , Menjelang perayaan Hari Raya Galungan dan Kuningan, Anggota DPRD Kabupaten Bangli dari PDI Perjuangan, I Made Diksa, yang berasal dari Desa Abang Batudinding, Kecamatan Kintamani, menyampaikan ucapan selamat beserta doa suci untuk seluruh umat Hindu di Bangli dan di berbagai penjuru Bali.

Dengan penuh ketulusan, I Made Diksa mengucapkan,
“Rahajeng Rahina Galungan lan Kuningan. Dumogi ida sang hyang widhi wastra nugraha kerahayuan, kerahajengan, miwah kedamaian ring jagat Bali. Semoga kemenangan Dharma selalu menuntun langkah kita menuju kehidupan yang lebih suci, lebih terang, dan penuh welas asih.”

Makna Galungan: Kemenangan Dharma dalam Diri

Dalam pesan spiritualnya, I Made Diksa menekankan bahwa Galungan bukan hanya perayaan ritual, tetapi momentum untuk kembali memaknai kesejatian hidup. Galungan mengajarkan bahwa Dharma kebenaran, kesucian, dan kebijaksanaan selalu memiliki jalan untuk menang, asalkan hati manusia dijaga tetap bersih dan pikiran diarahkan pada kebaikan.

“Galungan adalah saat kita mengukuhkan sradha bhakti, menyucikan manah, serta mengalahkan adharma yang sering muncul dalam bentuk amarah, keserakahan, keangkuhan, dan pikiran negatif. Hari suci ini mengingatkan kita bahwa kemenangan sejati dimulai dari diri sendiri, dari kemampuan menjaga keseimbangan batin dan welas asih kepada sesama,” ujarnya.

Ia menambahkan bahwa perayaan Galungan dan Kuningan menjadi kesempatan bagi umat untuk merenungkan kembali makna kehadiran Ida Sang Hyang Widhi Wasa dalam kehidupan sehari-hari bahwa setiap langkah, setiap karya, dan setiap ucapan hendaknya dilandasi kebenaran dan ketulusan.

Harapan untuk Masyarakat Bangli dan Bali

Sebagai wakil rakyat dari Kintamani, I Made Diksa berharap suasana suci Galungan dan Kuningan membawa vibrasi kerahayuan bagi masyarakat Bangli, terutama di wilayah pegunungan Kintamani yang selalu dikenal dengan budaya, kerukunan, dan spiritualitasnya.

“Semoga umat Hindu di Bangli, utamanya di Desa Abang Batudinding dan seluruh penjuru Kintamani, dianugerahi kesehatan, kedamaian, serta kekuatan dalam menjalani karya dan kehidupan. Galungan adalah waktu bagi kita untuk mempererat persaudaraan, memperkuat rasa sepiak sejeroning ati, dan menjaga harmoni di tengah perubahan zaman,” tuturnya.

Ia juga mengajak umat untuk merayakan hari suci ini dengan sederhana namun penuh makna, menumbuhkan rasa syukur atas karunia yang telah diberikan, serta memperkokoh nilai-nilai budaya Bali yang adiluhung.

“Dumogi rahayu, dumogi jagat Bali senantiasa kaayunang olih sinar suci Ida Sang Hyang Widhi Wasa.” 
(Tim Newsyess)