Tokoh

Kades Desa Lebih Tolak Pemindahan TPA Sarbagita ke Temesi: Jaga Komitmen Bangun Wisata Gianyar Timur

 Kamis, 12 Juni 2025

Kades desa lebih gianyar


 

Gianyar,   Penolakan terhadap rencana pemindahan Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sarbagita ke Desa Temesi, Kecamatan Gianyar , Kabupaten Gianyar, terus mengalir. Kali ini, Kepala Desa (Perbekel) Lebih, I Wayan Agus Muliana, S.AP, secara tegas menyuarakan penolakan tersebut demi menjaga komitmen pembangunan kawasan wisata di Gianyar Timur.

Dalam pernyataannya, Perbekel Agus Muliana menyatakan bahwa rencana membawa sampah regional Sarbagita ke TPA Temesi akan memberikan dampak negatif secara langsung kepada desa-desa di sekitarnya, khususnya Desa Lebih, yang berada dalam satu kawasan dengan Desa Damesi dan Desa Sidan.

“Kami di Desa Lebih, sebagai desa tetangga dari Temesi, menolak tegas rencana pemindahan TPA Sarbagita ke wilayah kami. Komitmen kami jelas: ingin membangun kawasan destinasi wisata hijau dan berkelanjutan di Gianyar Timur, bukan menjadikannya zona pembuangan sampah,” tegasnya, Selasa (10/6/2025).

Dampak Negatif: Bau, Pencemaran, dan Lalu Lintas Truk Sampah

Agus Muliana menambahkan bahwa jika rencana pemindahan ini tetap dijalankan, maka Desa Lebih dan sekitarnya akan terdampak langsung dari berbagai aspek lingkungan, sosial, dan ekonomi.

“Jika truk-truk sampah Sarbagita dibiarkan masuk ke kawasan kami setiap hari, maka akan menimbulkan kerusakan jalan, polusi udara, pencemaran air dan bau menyengat yang sangat mengganggu. Ini sangat bertentangan dengan visi kami membangun kawasan wisata yang bersih dan sehat,” ujarnya.

Desak Pembatalan dan Dorong Pengelolaan Sampah Berbasis Sumber

Sebagai solusi, Perbekel Lebih menyampaikan dua harapan utama kepada Gubernur Bali:

1. Menerbitkan Surat Keputusan (SK) pembatalan rencana pemindahan TPA Sarbagita ke TPA Temesi.
2. Mendorong seluruh kepala daerah di Bali untuk menerapkan sistem pengelolaan sampah berbasis sumber di masing-masing kabupaten/kota.

“Kalau semua kabupaten serius kelola sampah sejak dari sumbernya, dengan pemilahan dan edukasi warga, tidak perlu satu desa menanggung beban sampah se-Bali bagian selatan. Ini soal keadilan dan keberlanjutan,” tegasnya lagi.

Dukungan Warga Menguat

Menurutnya, suara penolakan tidak hanya datang dari pemerintah desa, tapi juga masyarakat Desa Lebih secara lisan sudah menyatakan keberatan. Bahkan jika rencana ini tetap dipaksakan, tidak menutup kemungkinan masyarakat akan melakukan aksi protes resmi secara terbuka.

“Jangan sampai kepercayaan masyarakat pada pemerintah luntur hanya karena satu kebijakan yang tidak mempertimbangkan dampak lingkungan dan sosial jangka panjang,” pungkasnya.

Gianyar Timur Sebagai Kawasan Wisata Potensial

Desa Lebih selama ini dikenal sebagai salah satu kawasan strategis di Gianyar yang terus berbenah untuk menjadi destinasi wisata alam dan kuliner. Pembangunan kawasan wisata tersebut diyakini akan terhambat jika wilayah ini menjadi tempat pembuangan akhir untuk wilayah metropolitan.

Dengan demikian, langkah dan suara tegas Perbekel Lebih I Wayan Agus Muliana ini merupakan bagian dari upaya menjaga masa depan lingkungan dan ekonomi lokal yang berbasis pada pariwisata berkelanjutan dan pelestarian alam. (TimNewsyess)



Siapa Calon Bupati Buleleng 2024 Selanjutnya?

Polling Dimulai per 1 Maret 2024



Siapa Calon Wakil Walikota Denpasar Selanjutnya?

Polling Dimulai per 1 Maret 2024