Gianyar |
Bukti nyata kepedulian terhadap adat, budaya, dan spiritual masyarakat kembali ditunjukkan oleh Lembaga Perkreditan Desa (LPD) Desa Adat Jero Kuta Batubulan, Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar. Pada Kamis (23/10/2025), Pemucuk LPD I Nyoman Mardiana menyerahkan punia “jinah daging” kepada prajuru dari Lima banjar di wilayah desa adat Jero Kuta Batubulan. 

Kegiatan ini merupakan tradisi rutin yang dilakukan setiap kali piodalan atau odalan di pura banjar, sebagai bentuk dukungan LPD terhadap pelestarian adat dan kegiatan keagamaan di lingkungan desa.

Dalam kesempatan itu, LPD Jero Kuta Batubulan menyerahkan bantuan sebesar Rp 2 juta per banjar, yang diserahkan langsung kepada prajuru dari masing-masing banjar penerima, yakni Banjar Denjalan, Banjar Batur, Banjar Telabah, Banjar Pagutan Kaja, Banjar Tegaljaya, serta dua banjar lainnya di wilayah Desa Adat Jero Kuta Batubulan.

“Dari tujuh banjar yang kami bantu, lima di antaranya menggelar piodalan bertepatan dengan Tumpek Wariga, satu di Tumpek Wayang, dan satu lagi pada Tumpek Krulut,” jelas I Nyoman Mardiana saat ditemui Newsyess.com di Batubulan, Minggu (26/10/2025).

Ia menegaskan bahwa kegiatan ini bukan hanya sebatas bantuan finansial, melainkan juga bentuk “ngayah sekala-niskala”, wujud kepedulian spiritual LPD terhadap kelestarian tradisi dan keharmonisan kehidupan adat dan upacara di Desa Jero Kuta Batubulan.

“Kami ingin LPD tidak hanya hadir dalam bidang ekonomi, tapi juga menjadi bagian dari pelestarian adat dan spiritual masyarakat. Setiap rupiah yang kami salurkan merupakan bentuk tanggung jawab moral kami kepada krama desa yang telah mempercayakan dananya di LPD,” ujar Mardiana.

Selain rutin memberikan bantuan saat piodalan banjar, LPD Jero Kuta Batubulan juga berperan aktif dalam kegiatan sosial keagamaan lainnya, seperti dana pembangunan sebesar 20 persen dan laba setiap tahunnya  serta dukungan terhadap pembangunan dan perawatan pura.

Melalui langkah nyata seperti ini, LPD  Desa Adat Jero Kuta Batubulan tidak hanya berfungsi sebagai lembaga keuangan desa, melainkan juga pilar ekonomi-spiritual yang menjaga keseimbangan antara kemakmuran sekala dan kebersamaan niskala.

“Semoga dengan semangat ngayah bersama, desa adat kita tetap ajeg, masyarakatnya sejahtera, dan LPD semakin dipercaya,” tutup Mardiana penuh harap. (Tim Newsyess)