Wisata
Warung Babi Guling Ibu Gendut Pengosekan Ubud : Kisah Agung Semara Bangkitkan Kuliner Bali dengan Semangat Berbagi
Rabu, 13 Agustus 2025
Babi guling ibu gendut Pengosekan ubud
Gianyar, Rabu, 13, Di tengah pandemi COVID-19, ketika banyak orang terpuruk secara ekonomi, Anak Agung Semara, pria asal Puri Dencarik, Bangli, justru memulai langkah berani. Ia merintis usaha kuliner “Babi Guling Ibu Gendut” yang kini menjadi salah satu destinasi kuliner favorit di kawasan Ubud.
Agung mengisahkan, usaha ini bermula sekitar tahun 2020, ketika pandemi membuat banyak usaha lumpuh. Seorang sahabatnya, Dewa, menawarkan tempat usaha secara cuma-cuma di kawasan pengosekan Ubud . Saat itu, babi guling menjadi salah satu makanan yang tetap diminati, sehingga ia memberanikan diri untuk memulai.
“Waktu COVID, saya banyak berbagi. Hampir semua barong-barongan yang lewat saya kasih makan gratis, termasuk anak-anak, sopir ojek, bahkan warga sekitar. Bagi saya, memberi itu tidak mengurangi rezeki,” ujarnya.
Semangat berbagi ini menjadi prinsip utama dalam usahanya. Meski pernah menghadapi masa sulit, seperti berutang hingga 60 ekor babi guling senilai hampir Rp60 juta, ia tetap bertahan berkat dukungan sahabat dan kejujuran dalam berbisnis. “Kejujuran dan murah hati itu kunci keberuntungan,” tambahnya.
Inspirasi membuka usaha babi guling juga datang dari lingkungan keluarga. Iparnya memiliki warung babi guling di Bangli, sehingga ia sudah akrab dengan dunia kuliner tradisional Bali. Kini, meski tempat usahanya di Ubud masih berstatus kontrak, pengunjung selalu ramai, baik lokal maupun wisatawan mancanegara.
Harga menu di Babi Guling Ibu Gendut cukup terjangkau: Rp30 ribu untuk porsi lokal lengkap dengan minuman. Sementara wisatawan asing biasanya memilih menu spesial seperti iga bakar dan sate, dengan harga sekitar Rp100 ribu per porsi. Dalam sehari, omset bisa mencapai Rp6–7 juta, dengan keuntungan bersih Rp1–2 juta.
Agung mempekerjakan 6–7 karyawan, ada berasal luar bali dan berasal dari Bali. Setiap pegawai digaji harian Rp120 ribu, di atas rata-rata UMR, tanpa sistem utang. Ia berkomitmen untuk membuka cabang baru dengan konsep lebih luas, memiliki area parkir memadai, dan ruang bermain anak.
Baginya, kesuksesan kuliner Bali tidak hanya soal rasa, tetapi juga pelestarian tradisi. “Generasi muda harus mencintai kulinernya sendiri. Makanan Bali itu bukan sekadar enak, tapi penuh gizi dan herbal yang menyehatkan. Bumbu genap yang kita pakai adalah warisan leluhur yang sarat manfaat,” jelasnya.
Ia menekankan bahwa makanan yang sehat harus dibuat oleh orang yang berpikiran sehat. “Kalau pembuatnya tidak tulus dan hatinya tidak baik, makanan bisa jadi racun,” katanya bijak.
Bagi yang ingin mencicipi, Babi Guling Ibu Gendut berlokasi di Pengosekan Ubud , tepat di depan SD Pengosekan, Ubud. Setiap porsi tidak hanya menawarkan cita rasa otentik Bali, tetapi juga kehangatan dari semangat berbagi sang pemiliknya. (TimNewsyess)
Penulis : Tim Klungkungnews
Polling Dimulai per 1 Maret 2024
Polling Dimulai per 1 Maret 2024