Tokoh
Legislator Termuda DPRD Bali, Gek Diah Dorong Perempuan Gen-Z Bali Berdaya dan Berdaulat di Konferensi Pemuda Bali 2025
Rabu, 10 September 2025
Gek diah anggota DPRD bali
Denpasar Konferensi Pemuda Bali (Paguneman Yowana Bali) kembali digelar dengan penuh semangat di Inna Bali Heritage Hotel, (9/9) menghadirkan ratusan peserta dari siswa SMA/SMK se-Bali, komunitas pemuda, Pasikian Yowana Bali, mahasiswa, komunitas lintas isu, hingga perwakilan pemerintah. Tahun ini, konferensi mengusung tema “Nyala Api Puputan di Hati Pemuda Bali” sebagai refleksi keberanian dan daya juang generasi muda Bali.
Salah satu sesi yang menjadi sorotan adalah workshop dengan materi “Perempuan Gen-Z Bali dalam Meningkatkan Pemberdayaan Perempuan” yang dibawakan oleh Putu Diah Pradnya Maharani, BSc (Hons) atau yang akrab disapa Gek Diah, Anggota DPRD Provinsi Bali dari Fraksi PDI Perjuangan, Dapil Gianyar. Gek Diah dikenal sebagai anggota DPRD termuda di Bali, sehingga penyampaian materinya terasa dekat dengan peserta yang sebagian besar adalah kalangan muda.
Perempuan Bali dan “The Third Shift”
Dalam paparannya, Gek Diah mengangkat konsep “Dual Shift” yang dikenalkan oleh Ann Oakley, di mana perempuan berperan ganda dalam keluarga dan pekerjaan. Namun, menurutnya, perempuan Bali menghadapi tantangan yang lebih kompleks.
“Perempuan Bali tidak hanya memikul peran ganda, tetapi tiga peran sekaligus yang saya sebut sebagai “The Third Shift”: peran di keluarga, peran ekonomi, dan peran adat-keagamaan. Ketiga peran ini berjalan beriringan dan seringkali menjadi tekanan sosial, terutama ketika masyarakat masih terikat pada budaya patriarki,” jelas Gek Diah.
Ia juga menyoroti stigma yang kerap melekat pada perempuan Bali, mulai dari tekanan sosial akibat kehamilan di luar nikah, hingga diskriminasi karena tidak mampu memberikan keturunan laki-laki.
Statistik yang Membuka Harapan
Meski tantangan besar masih dihadapi, Gek Diah menegaskan bahwa perempuan Bali sejatinya memiliki modal kuat untuk bangkit. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) 2024, Angka Harapan Sekolah (AHS) perempuan Bali mencapai 13,65 tahun, lebih tinggi dibanding laki-laki. Hal ini menunjukkan bahwa keluarga maupun adat tidak menghalangi perempuan untuk mengenyam pendidikan tinggi.
Selain itu, sebesar 45,92 persen dari total angkatan kerja di Bali adalah perempuan. Fakta ini menandakan bahwa ruang partisipasi perempuan dalam dunia kerja terbuka luas, dan keberhasilan perempuan dalam sektor ekonomi turut memberi pengaruh positif terhadap ketimpangan penghasilan di Bali.
Pesan Inspiratif untuk Generasi Muda Perempuan Bali
Dalam diskusi yang interaktif, Gek Diah mengajak para peserta, khususnya generasi muda perempuan, untuk berani berdaulat atas dirinya sendiri, namun tetap mengedepankan tanggung jawab terhadap keluarga, masyarakat, dan adat.
“Saya berharap perempuan Bali ke depan bisa berdiri tegak dengan identitasnya, percaya diri menghadapi stigma, dan menjadikan pendidikan serta kemandirian ekonomi sebagai senjata. Dengan begitu, perempuan Bali tidak hanya kuat secara individu, tetapi juga mampu memberi kontribusi besar dalam keluarga, adat, dan masyarakat,” ujarnya penuh semangat.
Antusiasme Peserta
Sesi Gek Diah menjadi salah satu yang paling diminati. Banyak peserta yang antusias bertanya, berdiskusi, dan menyampaikan pandangan tentang peran perempuan Bali di tengah tantangan modern. Diskusi mengalir hangat, membuktikan bahwa isu perempuan bukan hanya urusan kaum perempuan, tetapi juga kepedulian bersama generasi muda.
Refleksi Konferensi Pemuda Bali
Konferensi Pemuda Bali 2025 menjadi ruang penting untuk menyuarakan aspirasi generasi muda, sekaligus memperkuat nilai-nilai perjuangan dan keberanian ala puputan yang diwariskan leluhur. Dengan hadirnya tokoh muda seperti Gek Diah, suara generasi Z mendapat tempat yang layak, menghadirkan optimisme bahwa masa depan Bali akan tetap kokoh dengan semangat kebersamaan, kesetaraan, dan keberanian. (TimNewsyess)
Penulis : Tim Klungkungnews
Polling Dimulai per 1 Maret 2024
Polling Dimulai per 1 Maret 2024