News

Trikaya Wijaya Manik Ketua Forum Komunikasi Desa Temesi Tolak Tambahan Sampah dari Kabupaten Lain: “Kami Sudah Kewalahan”

 Sabtu, 07 Juni 2025

Ketut Trikaya manik


Gianyar, Klungkungnews.com – Rencana penambahan volume sampah dari luar wilayah Gianyar ke Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) di Desa Temesi menuai penolakan dari warga lokal. Penolakan tersebut disampaikan langsung oleh I Ketut Trikaya Wijaya Manik, Ketua Forum Komunikasi Desa (Fortongdes) Temesi sekaligus Ketua Yayasan Pemilahan Sampah Desa Temesi.

Dalam pernyataannya, Trikaya dengan tegas menyampaikan keberatan atas wacana yang menyebutkan kemungkinan Temesi akan menerima kiriman sampah dari wilayah lain, khususnya dari Kota Denpasar dan Kabupaten Badung.

“Pada prinsipnya, kami keberatan. Saat ini saja, volume sampah dari wilayah kami sendiri masih belum sepenuhnya tertangani dengan baik. Jadi jika ditambah dari kabupaten lain, tentu akan menambah beban dan keruwetan. Keberatan ini bukan hanya dari saya pribadi, tapi juga mewakili pemahaman bersama antara prajuru desa, bendesa adat, dan masyarakat Temesi,” tegas Trikaya saat ditemui Newsyess di sela-sela pertemuan warga, Jumat (6/6/2025).

Pertimbangan Teknis dan Sosial

Lebih lanjut, Trikaya menjelaskan bahwa penolakan bukan tanpa alasan. Selain beban pengelolaan yang semakin berat, ia juga menyoroti potensi “gangguan lalu lintas” yang bisa terjadi bila truk-truk pengangkut sampah dari luar Gianyar harus melewati jalur pariwisata utama yang ada di kawasan tersebut.

“Jalur dari arah Denpasar dan Badung ke Temesi adalah jalur inti pariwisata klungkungnews.com/tag/Bali">Bali. Saat ini saja, lalu lintas sudah sangat padat. Kalau ditambah dengan arus armada pengangkut sampah dari dua wilayah itu, maka akan memperparah kemacetan dan tentu berpengaruh negatif pada sektor pariwisata,” ujarnya.

Ia juga menyebutkan bahwa jika benar Kota Denpasar dan Kabupaten Badung memiliki lahan atau lokasi potensial untuk pengelolaan sampah sendiri, sebaiknya “pemanfaatan lokasi tersebut segera direalisasikan” demi pemerataan tanggung jawab lingkungan dan efisiensi jangka panjang.

Menjaga Keadilan dan Efisiensi Regional

Trikaya mengapresiasi pernyataan sejumlah pejabat yang sempat menyuarakan pentingnya pengelolaan sampah secara adil dan terdesentralisasi, agar beban tidak menumpuk pada satu kawasan tertentu.

“Kalau memang benar ada pemikiran dari para pemimpin untuk mengelola sampah di wilayah masing-masing, tentu itu patut kita syukuri. Ini menunjukkan bahwa kepentingan masyarakat lokal diperhatikan, dan tidak hanya dijadikan tempat buangan,” tambahnya.

Seruan untuk Mendengarkan Suara Warga

Sebagai penutup, Trikaya kembali menegaskan bahwa penolakan ini bukan semata-mata emosional, namun lahir dari fakta lapangan dan pengalaman panjang dalam pengelolaan sampah di Temesi.

“Kami hanya ingin agar suara masyarakat didengarkan. Jangan sampai Temesi yang selama ini sudah berjuang keras dalam pemilahan dan pengelolaan sampah, justru harus menanggung beban tambahan dari wilayah lain. Mari jaga keadilan dan pertimbangkan aspek sosial, lingkungan, dan teknis dengan bijak,” pungkasnya.

Catatan Redaksi:
Desa Temesi dikenal sebagai salah satu desa pelopor pengelolaan sampah terpadu berbasis komunitas di klungkungnews.com/tag/Bali">Bali. Yayasan Pemilahan Sampah Temesi selama ini telah menjadi rujukan nasional dalam model pengelolaan sampah skala desa. (TimNewsyess)


Penulis : Tim Klungkungnews


Siapa Calon Bupati Buleleng 2024 Selanjutnya?

Polling Dimulai per 1 Maret 2024



Siapa Calon Wakil Walikota Denpasar Selanjutnya?

Polling Dimulai per 1 Maret 2024