Denpasar | Klungkungnews.com – Dalam dinamika pengelolaan keuangan berbasis adat di Bali, Lembaga Perkreditan Desa (klungkungnews.com/tag/LPD">LPD) menempati posisi strategis sebagai ujung tombak kemandirian ekonomi masyarakat desa adat. Namun demikian, eksistensi klungkungnews.com/tag/LPD">LPD tidak hanya ditentukan oleh kekuatan modal atau teknologi semata, tetapi lebih dalam lagi oleh nilai-nilai moral dan integritas pengelolanya. Hal ini ditegaskan oleh Pemerhati klungkungnews.com/tag/LPD">LPD Bali, IB Warnaya Putra, SE., MM, yang menyuarakan pentingnya menjadikan ajaran Tri Kaya Parisudha sebagai landasan etika dan budaya kerja di tubuh klungkungnews.com/tag/LPD">LPD.

Menurut Warnaya Putra, Tri Kaya Parisudha—yang mengajarkan kesucian pikiran (manacika), ucapan (wacika), dan perbuatan (kayika)—merupakan filosofi luhur warisan budaya Bali yang sangat relevan untuk membangun tata kelola lembaga keuangan berbasis adat yang bersih, jujur, dan profesional.

“klungkungnews.com/tag/LPD">LPD bukan hanya lembaga keuangan biasa. Ia adalah lembaga suci milik desa adat. Maka nilai-nilai yang menjiwai pengelolaannya haruslah bersumber dari ajaran suci pula. Di sinilah Tri Kaya Parisudha menjadi kompas moral yang tak boleh ditinggalkan,” ujar Warnaya Putra, Sabtu (1/6/2025) di Denpasar.

Manacika: Niat Bersih dalam Pengelolaan klungkungnews.com/tag/LPD">LPD
Warnaya Putra menekankan bahwa setiap langkah dalam pengelolaan klungkungnews.com/tag/LPD">LPD harus berangkat dari niat yang bersih dan tulus, yakni manacika yang jernih. Pikiran positif dan kepedulian terhadap kesejahteraan krama desa adalah pondasi utama dalam membuat kebijakan.

“Tidak boleh ada niat tersembunyi untuk mencari keuntungan pribadi. Semua kebijakan harus diarahkan pada kepentingan bersama, keberlanjutan lembaga, dan kemaslahatan masyarakat adat,” tegasnya.

Wacika: Kejujuran dalam Komunikasi
Sementara itu, dalam aspek wacika, ia menegaskan pentingnya komunikasi yang jujur, transparan, dan santun, baik kepada nasabah maupun dalam koordinasi internal.

“Lidah adalah cermin hati. Maka komunikasi yang dibangun oleh pengelola klungkungnews.com/tag/LPD">LPD harus mencerminkan kejujuran dan rasa hormat. Jangan pernah menyesatkan atau memanipulasi informasi,” pesannya.

Kayika: Tindakan yang Bertanggung Jawab
Warnaya Putra juga menyoroti pentingnya kayika, yakni tindakan nyata yang mencerminkan tanggung jawab. Setiap pengelola klungkungnews.com/tag/LPD">LPD dituntut untuk menjalankan tugas sesuai dengan SOP, Pararem klungkungnews.com/tag/LPD">LPD, dan regulasi yang berlaku.

“Tindakan adalah bukti sejati dari etika. Maka menjaga aset lembaga, menolak gratifikasi, dan mengedepankan akuntabilitas harus menjadi kebiasaan sehari-hari dalam bekerja,” tegasnya.

Tri Kaya Parisudha sebagai Pilar Budaya

Organisasi
Dengan menjadikan Tri Kaya Parisudha sebagai pilar budaya kerja, Warnaya Putra yakin klungkungnews.com/tag/LPD">LPD akan menjadi lembaga yang kokoh bukan hanya secara finansial, tetapi juga secara moral dan spiritual.

“Kekuatan klungkungnews.com/tag/LPD">LPD Bali tidak cukup hanya pada sistem dan manajemen. Ia harus dilandasi oleh dharma. Tri Kaya Parisudha adalah tameng moral yang akan menjaga klungkungnews.com/tag/LPD">LPD tetap bersinar dan dipercaya masyarakat,” pungkasnya.

Tentang IB Warnaya Putra, SE., MM
Sebagai tokoh pemerhati klungkungnews.com/tag/LPD">LPD dan praktisi keuangan yang telah lama mengamati dinamika lembaga adat ini, IB Warnaya Putra dikenal aktif menyuarakan pentingnya integritas dan penguatan nilai lokal dalam tata kelola keuangan desa adat. Ia juga dapat dihubungi melalui kontak langsung di 081 558 889 297 untuk berdiskusi lebih lanjut mengenai penguatan klungkungnews.com/tag/LPD">LPD berbasis kearifan lokal Bali. (TimNewsyess)