Tokoh
“Spirit Bumbu Genep: Sregep, Nyantep, Mencegah Nyungsep” – Filosofi Kuliner Bali Jadi Napas Usaha dan Dharma Hidup
Kamis, 19 Juni 2025
Konsep mebat khas buleleng
Buleleng, – Di balik kelezatan kuliner khas Bali, tersimpan warisan tak ternilai dari para tetua yang bukan hanya mengolah rasa, tetapi juga meracik nilai-nilai luhur kehidupan. Salah satunya adalah filosofi "bumbu genep" sebuah istilah khas Bali yang menggambarkan kesempurnaan dalam racikan bumbu dapur, tetapi sesungguhnya memiliki makna yang lebih dalam.
Adalah Luh Irma Susanthi, S.Sos., M.Pd, seorang Penyuluh Agama Hindu dari Kementerian Agama Kabupaten Buleleng, yang menghidupkan kembali spirit tersebut dalam sebuah gagasan reflektif sekaligus aksi nyata melalui lini usaha "Irma Bumbu Bali".
Kuliner Bali: Warisan Rasa, Taksu, dan Dharma
Dalam tulisan reflektifnya berjudul “Spirit Bumbu Genep: Sregep, Nyantep, Mencegah Nyungsep”, Irma mengungkapkan bahwa kuliner Bali bukan sekadar soal makanan, tetapi juga tentang taksu (spirit suci) dan filosofi hidup. Konsep "Maebat", atau seni memasak tradisional Bali, disebutnya sebagai bentuk bhakti, di mana setiap bahan, proses, dan cita rasa menjadi bagian dari praktik dharma.
Berlandaskan Lontar Dharma Caruban, tiga unsur utama bumbu genep kencur (cekoh), lengkuas (isen), dan kunyit (kunir) masing-masing mewakili simbol karakter Mahabharata: Sahadewa, Bima, dan Arjuna. Ini menyimbolkan kesungguhan, kekuatan, dan kecerdasan, tiga nilai yang diperlukan untuk menjalani hidup selaras dengan Tri Kerangka Dasar Agama Hindu: Tattwa, Susila, dan Acara.
“Belajar agama tidak hanya duduk sembahyang, tetapi juga memahami nilai persaudaraan, budaya, dan penghargaan terhadap keragaman,” tutur Irma.
Ia menegaskan bahwa pilihan makanan yang satwika (murni dan seimbang) adalah bagian dari praktik dharma yang dapat menjaga umat dari kejatuhan moral dan spiritual yang dalam istilah Bali disebut “nyungsep”.
IRMA BUMBU BALI: Usaha Kuliner Bernapas Dharma
Sejak 2017, Irma Bumbu Bali lahir sebagai wujud dari filosofi ini. Tak sekadar menjual bumbu dan olahan khas Bali seperti urutan asap khas Tajun, dendeng asap, babi kum, abon, hingga aneka bumbu siap saji, Irma menghadirkan semangat pelayanan (sevanam) dalam setiap produknya.
Setiap keuntungan yang diperoleh disisihkan untuk kegiatan punia (donasi) secara rutin ke panti asuhan, panti jompo, dan masyarakat tidak mampu semua dilakukan dengan penuh keikhlasan dan tanpa publikasi.
“Bagi kami, kecerdasan akan bermanfaat jika digunakan di jalan Dharma. Apalah arti ritual besar kalau tidak peduli dengan sekitar. Tapi pemberian kecil yang tulus, sangat bermakna untuk masa depan peradaban,” tegas Irma.
Usahanya kini juga menggandeng figur-figur inspiratif seperti “Gus Nanda Sutrisna”, yang turut menjadi donatur dan pendukung dalam gerakan sosial ini. Spirit gotong royong, keberagaman, dan keberpihakan kepada yang kecil menjadi jantung usaha Irma.
Misi Satwika, Lawan Stunting dan Bangkitkan Ekonomi Lokal
Tak hanya soal rasa dan dharma, Irma juga menyentil program pemerintah seperti “Bebas Stunting” yang tak akan efektif bila masyarakat tidak sadar akan pentingnya konsumsi makanan satwika.
Melalui “Irma Bumbu Bali”, Irma juga menciptakan lapangan kerja dan ruang kolaborasi ekonomi kreatif, terutama bagi kaum ibu, pemuda desa, dan masyarakat marjinal. Produk-produknya telah berkembang dengan berbagai varian dan menjangkau pasar domestik bahkan luar Bali.
INFO PRODUK & PEMESANAN
???? Irma: 0878-6581-3420
???? Admin (Indra): 0881-0374-98637
???? Produk: Urutan Asap Tajun, Dendeng Asap, Abon Bali, Bumbu Genep, Babi Kum, dan lainnya
???? Dikirim langsung dari Desa Tajun, Kabupaten Buleleng
Catatan Redaksi:
Dalam era globalisasi dan persaingan pasar yang ketat, "Irma Bumbu Bali" adalah contoh nyata bahwa bisnis bisa tumbuh tanpa kehilangan akar spiritualitas dan nilai-nilai lokal. Bukan hanya menyajikan rasa, tetapi juga membangun rasa kemanusiaan. Sregep dalam usaha, nyantep dalam prinsip, dan mencegah nyungsep dalam kehidupan. (TimNewsyess)
Penulis : Tim Klungkungnews
Polling Dimulai per 1 Maret 2024
Polling Dimulai per 1 Maret 2024