Tokoh

Sosok Serma Dewa Aris Darmana Babinsa Desa kendran yang memiliki Hobi berbagi dari tahun 2017 menuju Jalan Terang Kemanusiaan”

 Sabtu, 09 Agustus 2025

Babinsa desa kendran suka berbagi


Sosok Serma Dewa Aris Darmana Babinsa Desa kendran yang memiliki Hobi berbagi dari tahun 2017 menuju Jalan Terang Kemanusiaan”

Gianyar, Di tengah gemuruh zaman yang kian bising oleh sorot dan sanjungan, masih ada jiwa-jiwa yang memilih sunyi sebagai jalan pengabdian. Ia tak menggenggam megafon kebaikan, tapi menabur kasih dalam diam. Serma Dewa Aris Darmana, Babinsa Desa Kendran, Tegalalang, Gianyar, adalah sosok yang berjalan dalam kesenyapan, menebar cahaya kecil bagi mereka yang terpinggirkan oleh nasib.

Sejak tahun 2017, tanpa spanduk niat mulia dan tanpa kemasan formal program sosial, Serma Dewa Aris telah berbagi dengan hati hanya dari lorong-lorong belakang kehidupan, jauh dari lensa kamera dan riuhnya publikasi.

“Kami hanya berbagi sesuai dengan hati,” ujarnya lirih. “Apa yang kami bisa perbuat, kami kerjakan bersama.”

Langkah awalnya dituntun oleh tatapan seorang anak yang kehilangan dunia anak jalanan tanpa pelukan orang tua, tanpa bimbingan, tanpa tempat pulang. Hatinya terketuk, dan dari sanalah jejak kecil kebaikan mulai ditapaki. Tak sendiri, ia menggandeng beberapa sahabat sesama aparat yang percaya bahwa berbagi tak perlu disorot, cukup sampai pada yang benar-benar membutuhkan.

“Kami aparat, tapi kami lebih sering bergerak lewat jalur belakang, yang tak terlihat oleh publik,” tuturnya.

Meski membawa label negara, ia tak mengandalkan kuasa jabatan untuk membuka pintu bantuan. Sebab baginya, berbagi adalah soal hati, bukan kewenangan. Ia percaya, tak semua prosedur resmi mampu menjangkau luka-luka tersembunyi di sudut kampung dan sepi hati manusia.

Apa yang membuatnya tetap teguh berbagi hingga tujuh tahun lebih? Jawabannya sederhana namun dalam: iman dan harapan. Serma Dewa Aris menanamkan niat itu dalam keyakinan spiritualnya, bahwa dari setiap rejeki, ada sebagian yang memang harus kembali untuk semesta. Ia menyebutkan ajaran agamanya bahwa satu persen dari penghasilan harus dihibahkan untuk sosial.

“Kalau tidak saya yang menerima pahalanya, mungkin anak saya kelak,” katanya, menyelipkan senyum yang sarat makna.

Tak banyak yang ia punya, namun cukup untuk berbagi. Ia tidak mengejar jumlah, melainkan ketulusan. Dan dari banyak yang telah ia bantu, yang paling diingatnya adalah anak-anak yatim piatu, yang hidup dalam kesepian dan kekurangan. Ia selalu mengutamakan mereka.

“Kalau dewasa, cukup kita beri pancing. Tapi anak-anak? Mereka belum bisa memancing. Maka, kita beri ikan dulu,” tuturnya bijak.

Serma Dewa Aris Darmana adalah prajurit yang memilih pulang kepada kemanusiaan. Tugas militernya membawanya ke NTT, Jakarta, hingga kini ke tanah kelahirannya di Bali. Ia lahir dan besar di Sanding, dan kini tinggal di rumah dinas, tetap teguh pada prinsip hidupnya: berbagi dalam senyap, menolong tanpa pamrih, dan menjadi suluh kecil di tengah gelap yang tak pernah diminta.

Untuk generasi muda, ia titipkan pesan:

“Marilah kita peduli pada sesama, tanpa melihat siapa mereka, dari mana mereka berasal, atau apa pekerjaan mereka. Jika memang benar-benar butuh, bantulah.”

Mungkin Serma Dewa Aris tak akan tampil di panggung penghargaan. Tapi ketahuilah, ia telah menanam bintang-bintang kecil di hati mereka yang hampir padam. Dan suatu hari nanti, semesta akan bersaksi: bahwa di Desa Kendran, pernah hidup seorang prajurit yang memilih menjadi bentara kebaikan, dalam senyap yang paling tulus. (TimNewsyess)


Penulis : Tim Klungkungnews


Siapa Calon Bupati Buleleng 2024 Selanjutnya?

Polling Dimulai per 1 Maret 2024



Siapa Calon Wakil Walikota Denpasar Selanjutnya?

Polling Dimulai per 1 Maret 2024