Karangasem,
Di lereng sejuk Kecamatan Rendang, tepatnya di Banjar Kubakal, Desa Pempatan, terdapat sebuah tempat yang bukan sekadar sekolah, melainkan rumah bagi harapan. TK/Pratama Widyalaya Amertha Yulia Ganesha dan SMP Madyama Widyalaya Amertha Yulia Ganesha berdiri dengan segala keterbatasan, namun tetap kokoh memeluk mimpi anak-anak yang lahir dari keluarga kurang mampu.

Dengan enam guru honorer dan 32 anak didik TK yang sebagian besar hidup di bawah garis kemiskinan, sekolah yang berdiri sejak 2012 ini telah meraih akreditasi A. Namun, keseharian para pengajarnya tetap dijalani dengan penghasilan yang hanya berupa insentif Rp 250.000 per bulan dari Kementerian Agama.

Tak jauh berbeda, SMP yang baru berdiri pada 2023 ini memiliki 16 siswa di kelas 7 dan 8, termasuk anak-anak dengan kebutuhan khusus, serta murid dari Maluku dan Seraya. Seluruh pendidikan diberikan gratis. Para guru mengabdi tanpa status PNS, bahkan tanpa gaji. Harapan sederhana mereka adalah memiliki gedung sekolah layak dan perhatian yang lebih untuk para pengajar yang tulus mengabdi.

Pada hari yang penuh sukacita itu, Redaksi Newsyess hadir, membawa 11  paket alat tulis dan paket sembako untuk anak-anak TK dan SMP di bawah naungan Yayasan Amertha Yulia Ganesha. Sebuah langkah kecil, namun penuh makna, demi menyalakan semangat belajar mereka.

Wakil Ketua Yayasan, I Komang  Budiasa, tak mampu menyembunyikan rasa harunya. Ia menyampaikan terima kasih mendalam kepada Redaksi Newsyess, Koperasi Agung Mandiri, KSP Jujur Utama Mandiri (Jumari), Babi Guling Ibu Gendut, serta semua lembaga keuangan di Bali yang turut mendukung kegiatan berbagi ini.

Dalam kesempatan itu, Ngakan Putu Suardika, atau yang akrab disapa Ngakan Yess, Pimpinan Redaksi Newsyess, menyampaikan pesan yang menggetarkan hati:

“Bagi kami, berbagi bukanlah tentang berapa banyak yang bisa kita berikan, melainkan seberapa tulus hati kita saat melakukannya. Anak-anak di Amertha Yulia Ganesha mengajarkan kita bahwa di tengah keterbatasan, semangat belajar tak pernah padam. Semoga alat tulis ini menjadi pena yang menulis masa depan mereka dengan tinta harapan, bukan air mata.”

Langit Karangasem sore itu seolah ikut tersenyum. Di tengah tawa anak-anak, tampak jelas bahwa kebaikan, sekecil apa pun, mampu menjelma menjadi pelita yang menerangi langkah menuju masa depan yang lebih cerah. (TimNewsyess)