Banjar Dinas Luah, Bali –  Newsyess.com - 1 Juni 2025 — Di sebuah rumah sederhana di sudut Banjar Dinas Luah, terbaring seorang perempuan sepuh, Ni Wayan Reneng, 75 tahun, dalam keheningan yang begitu dalam. Penglihatannya telah sirna, tubuhnya lemah tak mampu lagi melangkah, dan pikirannya kadang hanyut dalam kabut tak pasti. Namun di balik segala keterbatasan itu, ia tetap manusia mulia yang layak dicintai dan dihormati.

Hari ini, Minggu 1 Juni 2025 Redaksi Newsyess.com kembali mengetuk pintu kehidupan yang sepi itu. Dengan langkah penuh harap dan tangan penuh kasih, paket sembako dibawa untuk Ibu Reneng — sebuah tanda bahwa ia tidak sendiri, bahwa masih ada cinta yang mengetuk meski dunia di matanya telah lama gelap.

Di balik gerakan sederhana ini, ada niat yang dalam. Ngakan Putu Suardika, yang akrab disapa Ngakan Yess, sosok di balik langkah kemanusiaan Redaksi Newsyess, menyampaikan bahwa semua ini adalah bentuk nyata dari pesan yang menggugah hati dari Presiden Republik Indonesia, Bapak Prabowo Subianto:

“Jika kamu mampu, maka berbagilah. Tapi jika kamu tidak mampu, maka berbagilah pada satu orang saja.”

Pesan itu bukan hanya kata-kata, tetapi api kecil yang menyalakan obor kemanusiaan. Dan hari ini, obor itu menyala di hati Ibu Reneng — seorang ibu yang tengah menghadapi senja dengan kondisi yang tak mudah, namun tetap penuh martabat.

Ngakan Yess menambahkan, bahwa aksi berbagi ini tidak berjalan sendiri. Banyak pihak yang turut ambil bagian, menjadi mata air dalam langkah ini. Ucapan terima kasih disampaikan kepada semua lembaga keuangan di Bali — mulai dari Bank BPD Bali, LPD, BPR, hingga koperasi-koperasi yang peduli — serta para tokoh masyarakat yang dengan tulus mendukung misi kemanusiaan ini.

“Kami bukan siapa-siapa. Tapi selama tangan ini masih bisa memberi, selama kaki ini masih bisa melangkah, maka kami akan terus berbagi. Satu demi satu. Sedikit demi sedikit. Karena kami percaya, satu senyum yang tumbuh hari ini adalah berkah untuk semesta,” ujar Ngakan Yess dengan mata yang berkaca-kaca.

Dalam sunyi rumah Ibu Reneng, hari ini suara kehidupan kembali bergaung. Ia mungkin tidak dapat melihat siapa yang datang, tidak mampu mengucap kata panjang, namun hatinya tahu: ada cinta yang datang padanya. Ada manusia-manusia baik yang tak membiarkan senja hidupnya menjadi beku dan sepi.

Karena berbagi bukan soal mampu atau tidak, tapi tentang hati yang masih hidup dan tangan yang mau bergerak.

Dan Redaksi Newsyess — bersama para sahabat kebaikan di Bali — akan terus bergerak, terus mengetuk pintu-pintu sunyi, menyalakan harapan di tempat yang paling gelap. (TimNewsyess)