Karangasem | Newsyess.com – Dalam sunyi usia yang senja, di balik tembok sederhana sebuah rumah di Banjar Dinas Prangsari Kelod, Desa Duda Utara, Kecamatan Selat, hidup seorang perempuan tua yang hari-harinya tak lagi dipenuhi tawa atau cahaya. Dialah Ni Nyoman Bakti, 80 tahun, seorang ibu yang kini menua dalam keheningan, dalam sakit-sakit yang tak kunjung reda, dan dalam kehilangan sejak suaminya pergi untuk selamanya.

Kini, ia tinggal bersama dua anak laki-lakinya. Keduanya masih belum menikah, terseok oleh keterbatasan biaya dan hidup dari pekerjaan serabutan yang tidak menentu. Tak ada kepastian esok akan makan apa. Tak ada tabungan untuk mimpi. Yang mereka punya hanyalah semangat untuk bertahan.

Di tengah getir kenyataan ini, Redaksi Newsyess bersama Koperasi Jujur Utama Mandiri (JUMARI) datang membawa setitik terang. Sebuah paket sembako bukan sekadar beras dan minyak, tetapi juga harapan, bahwa di dunia yang semakin hiruk, masih ada yang peduli. Masih ada cinta yang diam-diam tumbuh dalam bentuk kepedulian sosial.

“Ini bukan tentang jumlah. Ini tentang hati. Tentang tidak membiarkan seseorang merasa sendirian dalam deritanya,” tutur Ngakan Putu Suardika, yang akrab disapa Ngakan Yess, selaku Pimpinan Redaksi Newsyess.

Dengan mata berkaca-kaca, Ngakan Yess mengungkapkan bahwa berbagi seperti ini adalah napas yang memberi hidup pada jurnalisme yang sejati jurnalisme yang tidak hanya menulis berita, tetapi merasakan denyut masyarakat hingga ke pelupuk air mata mereka.

“Kadang kita terlalu sibuk menulis kabar besar, sampai lupa ada kisah kecil yang sebetulnya berteriak untuk diperhatikan. Ibu Bakti adalah potret itu. Dalam keterbatasannya, beliau mengajarkan kita tentang makna sabar dan keikhlasan,” ucapnya lirih.

Kegiatan berbagi ini adalah bagian dari komitmen Redaksi Newsyess dan Koperasi Jumari untuk terus hadir di tengah masyarakat yang membutuhkan. Tidak dengan sorotan kamera, tetapi dengan ketulusan yang diam-diam mengetuk pintu-pintu hati.

Nenek Bakti tak bisa berkata banyak. Hanya air mata yang mengalir saat sembako itu ia terima, dan tangannya bergetar menyambut tangan-tangan yang datang membawa kasih. Mungkin bagi sebagian orang, itu hanya sekantong sembako. Tapi baginya, itu adalah bukti bahwa ia belum dilupakan.

Semoga, seperti doa yang mengalir dari hati yang lapang, kegiatan ini menjadi inspirasi untuk kita semua. Bahwa di tengah dunia yang kadang terasa dingin, masih ada hangat yang bisa kita bagi. Sedikit untuk kita, mungkin segalanya untuk mereka. (TimNewsyess)