News
PT Jamkrida Bali Mandara: Penjaga Kepercayaan, Penjamin Keadilan Finansial terbaik di Bali
Rabu, 23 Juli 2025
PT Jamkrida Bali terbaik
Denpasar, Di pulau Bali, di mana debur ombak dan keindahan budaya pernah menjadikan pariwisata primadona ekonomi, pandemi COVID-19 pernah meninggalkan jejak luka yang mendalam. Namun di balik tantangan itu, perlahan tumbuh harapan baru sebuah upaya menghadirkan keadilan finansial bagi para pelaku usaha kecil yang tak selalu ‘bankable’.
Harapan itu bernama Jamkrida Bali Mandara, Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) milik Pemerintah Provinsi Bali yang sejak berdiri membawa misi menjadi jembatan kepercayaan antara UMKM dan lembaga keuangan. Di saat bank kerap ragu menyalurkan pinjaman tanpa agunan memadai, Jamkrida hadir sebagai penjamin bukan pemberi pinjaman langsung.
Membangun Keberanian Perbankan, Menjaga Asa Rakyat Kecil
Direktur Utama Jamkrida Bali Mandara, I Ketut Widiana Karya, menegaskan bahwa lembaga ini lahir untuk menjawab kebutuhan mendasar pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Bali: akses modal yang setara.
“Jamkrida hadir untuk menumbuhkan keberanian lembaga keuangan dalam menyalurkan kredit, khususnya bagi UMKM yang tidak memiliki agunan memadai. Tujuan akhirnya adalah pertumbuhan ekonomi yang merata, berbasis kerakyatan,” ujar Ketut Widiana Karya.
Tahun 2025, Jamkrida Bali Mandara menargetkan plafon penjaminan kredit senilai Rp 6,46 triliun, naik signifikan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Di balik angka ambisius ini, tersembunyi kerja keras jaringan kolaborasi, inovasi, mitigasi risiko, dan dukungan regulasi pemerintah daerah.
Lebih dari Sekadar Angka
Banyak pelaku usaha mikro di desa-desa Bali sesungguhnya layak mendapatkan pembiayaan. Namun masalah klasik tidak bankable kerap menutup pintu modal. Inilah yang dijembatani Jamkrida melalui skema penjaminan yang inklusif.
Jamkrida mengasah ‘seni penjaminan’ dengan dua mekanisme mitigasi risiko: Conditional Automatic Cover (CAC) untuk kredit mikro berisiko rendah dan Case by Case (CBC) untuk kredit bernilai besar yang memerlukan analisis mendalam.
Dengan skema ini, bank tak lagi takut membuka keran modal. Di sisi lain, pelaku usaha punya pegangan untuk berkembang.
“Bankable atau tidak, banyak usaha kecil yang layak didukung. Tugas kami membuktikan kelayakan itu,” tegas Ketut.
Kekuatan Jamkrida: Jaringan, Teknologi, dan Manusia
Jamkrida Bali Mandara bukan sekadar institusi finansial di balik meja. Lembaga ini aktif membangun kemitraan strategis dengan Lembaga Perkreditan Desa (LPD), koperasi, BUMDes, BPR, dan Bank BPD Bali. Pemerintah kabupaten/kota hingga tingkat desa pun dirangkul.
Melalui penjaminan Kredit Usaha Rakyat (KUR) maupun skema non-program, Jamkrida memperluas akses pembiayaan hingga pelosok, di mana warung kecil, penenun, petani, dan nelayan menggantungkan harapan.
Tak hanya pendekatan konvensional, Jamkrida juga terus bertransformasi secara digital. Sistem SIPKO (Sistem Informasi Penjaminan Kredit Online), E-Office, Jamkrida Service Online (JSO), hingga manajemen SDM digital HRIS dan JDI, kini menjadi tulang punggung operasional.
Yang membuat pendekatan Jamkrida unik, transformasi digital ini tetap bersanding dengan pendekatan berbasis manusia. Melalui Credit Guarantee Officer (CGO), petugas lapangan mendampingi UMKM langsung, memberikan edukasi, membimbing kelengkapan dokumen, dan menumbuhkan literasi keuangan di akar rumput.
“Mereka bukan hanya mempercepat proses penjaminan, tetapi juga membangun kepercayaan di hati masyarakat kecil,” jelas Ketut.
Tantangan Masih Membentang
Meski pertumbuhan optimis, Ketut Widiana tak menampik tantangan di lapangan. Banyak UMKM sasaran Jamkrida masih berada di luar ekosistem keuangan formal. Literasi keuangan masih rendah, akses digital belum merata. Sementara kebutuhan pembiayaan kian besar, sedangkan modal Jamkrida terbatas.
“Kebutuhan sangat besar, sumber daya kami terbatas. Karena itu, kolaborasi adalah kunci. Kami harus terus bersinergi dengan pemerintah daerah, lembaga keuangan, dan komunitas desa,” pungkas Ketut.
Jembatan Harapan di Pulau Dewata
Di tengah dinamika ekonomi Bali pasca pandemi, Jamkrida Bali Mandara meneguhkan diri sebagai jembatan keadilan finansial. Bukan sekadar penjamin kredit, tetapi penggerak semangat agar tidak ada pelaku usaha kecil yang tertinggal.
Dengan gotong royong, teknologi, dan kepercayaan, Jamkrida merangkai mimpi rakyat kecil agar terus tumbuh menjadi akar ekonomi Bali yang kuat, berdaulat, dan merata. (TimNewsyess)
Penulis : Tim Klungkungnews
Polling Dimulai per 1 Maret 2024
Polling Dimulai per 1 Maret 2024