News
Desa Adat di Gianyar Apresiasi Program Pemkab Gianyar Lestarikan Ayam Bali untuk Upakara dan Kuliner
Rabu, 17 September 2025
Desa adat Di Gianyar
Gianyar Rabu, 17/9 Program Pemkab Gianyar di bawah kepemimpinan Bupati Made Agus Mahayastra dalam mengembangkan dan memuliabiakan ayam Bali menuai apresiasi luas dari kalangan desa adat. Program yang telah berjalan selama tiga tahun terakhir ini dinilai sebagai langkah strategis untuk menjaga kelestarian ayam ras Bali yang memiliki peran penting, baik dalam upacara adat maupun potensi kuliner khas daerah.
Bandesa Adat Suwat, Ngakan Putu Sudibya, ST, menilai kebijakan ini sebagai terobosan brilian. Ia menyaksikan langsung prosesi serah terima hibah ayam Bali kepada sejumlah desa adat di Pusat Pemuliabiakan Ayam Bali, Tarukan Pejeng, Gianyar, baru-baru ini.
“Ini sebuah terobosan yang sangat efektif dari Bapak Bupati Gianyar. Dengan adanya program ini, kelangsungan ras ayam Bali bisa dijaga, sekaligus memenuhi kebutuhan ayam upakara di Gianyar,” ujar Sudibya.
Cegah Dominasi Ras Luar
Hal senada disampaikan Bendesa Adat Tulikup Kelod, Jero Nyoman Sukara. Menurutnya, program ini menjadi jawaban atas semakin kuatnya dominasi ayam ras luar di Bali. Ia menegaskan, jika ayam Bali tidak segera dikembangkan, maka kebutuhan untuk upacara adat akan terganggu.
“Ayam ras Bali, terutama yang memiliki warna tertentu, sangat penting untuk keperluan upacara agama dan adat. Program ini harus terus dilanjutkan dan diperkuat, agar menghasilkan ayam Bali yang unggul serta sesuai dengan kebutuhan pasar,” tegas Sukara.
Dukung Upacara dan Kuliner
Kepala Dinas Peternakan Gianyar, Ir. Anak Agung Putri Ari, menjelaskan bahwa gagasan ini lahir dari Bupati Made Agus Mahayastra. Tujuannya tidak hanya menjaga eksistensi ayam Bali di tengah gempuran ayam ras luar, tetapi juga menjawab kebutuhan ayam untuk upakara yang terus meningkat, sekaligus mendukung potensi kuliner berbahan dasar ayam kampung Bali.
Program pemuliabiakan ini dimulai sejak akhir 2023 dengan 40 ekor ayam betina dan 5 ekor pejantan. Kini, populasi ayam tersebut berkembang pesat hingga mencapai lebih dari 1.000 ekor.
“Sesuai arahan Bapak Bupati, ayam ini akan didistribusikan ke desa adat untuk dikembangbiakan lebih lanjut. Desa adat yang membutuhkan bibit unggul bisa langsung mengajukan permohonan ke pusat pemuliabiakan ayam Bali di Tarukan Pejeng,” jelas Agung Ari.
Pusat Riset Ayam Bali
Ke depan, pusat pemuliabiakan di Tarukan Pejeng akan terus ditingkatkan baik secara kualitas maupun kuantitas. Pemkab Gianyar berencana menjadikan lokasi ini sebagai pusat penelitian dan pengembangan ayam Bali, terutama untuk menghasilkan ayam upakara sesuai kebutuhan adat, termasuk “ayam caru” dengan warna yang selaras dengan penjuru mata angin.
“Dengan dukungan teknologi peternakan modern, kita optimistis bisa menghasilkan ayam Bali yang sesuai kebutuhan upacara sekaligus memperkuat kuliner khas Gianyar,” tambah Agung Ari.
Program ini tidak hanya menjadi upaya pelestarian, tetapi juga wujud komitmen Pemkab Gianyar dalam menjaga tradisi, adat, dan kearifan lokal agar tetap lestari di tengah arus globalisasi. (TimNewsyess)
Penulis : Tim Klungkungnews
Polling Dimulai per 1 Maret 2024
Polling Dimulai per 1 Maret 2024