Tokoh

Bendesa Adat Batuyang, Guru Made Sukarta: Ketua MDA Bali Bikin Malu, Duduk Sejajar Sulinggih Saat Muput, Tak Tahu Etika!”

 Selasa, 29 Juli 2025

Bendesa adat Batuyang


 

Gianyar, 
Gelombang kritik tajam datang dari Jro Bendesa Adat Batuyang, Guru Made Sukarta, menyoroti beredarnya foto Ketua Majelis Desa Adat (MDA) Bali yang duduk bersisian dengan seorang “sulinggih” (pendeta Hindu) dalam posisi “ngangge busana lengkap”, bahkan “ngangge ketu”, saat prosesi “muput”.

Guru Made Sukarta tidak menahan diri. Baginya, apa yang dilakukan Ketua MDA Bali bukan hanya “melenceng dari tata titi adat bali, tetapi juga bentuk pelecehan halus terhadap kehormatan adat Bali itu sendiri.

“Sepengetahuan titiang, tidak pernah ada Walaka (orang awam, non-pendeta) yang duduk sejajar dengan Ida Sulinggih ketika Ida sedang muput. Kalau Ida Sulinggih paruman, kumpul di balai gedong, di bale banjar, itu wajar. Tapi ini sedang muput, prosesi sakral — kok bisa duduk samping sulinggih? Ini namanya ketua MDA Bali tidak paham tata titi agama Hindu,” tegasnya, Senin (28/7).

Lebih lanjut, Guru Made Sukarta menilai bahwa sikap Ketua MDA Bali itu sama saja menginjak nilai-nilai yang seharusnya ia jaga. “Katanya mau mengajegkan Bali. Tapi kalau tata titi dan etika dasar begini saja tidak tahu, mau mengajegkan Bali yang mana? Malah ikut melecehkan Bali, agama Hindu, dan kehormatan Ida Sulinggih,” sindirnya pedas.

Tak kalah panas, Guru Made menyoroti bagaimana masyarakat adat Bali seolah dipaksa menonton tingkah polah Ketua MDA yang semakin jauh dari pakem yang diwariskan leluhur.

“Saudara Ketua MDA umurnya sudah di atas 65 tahun, harusnya paham betul tata titi melinggih. Ini sedang muput, loh — sakral! Bukan paruman biasa. Kecuali paruman sulinggih dengan gubernur atau pejabat setingkat, baru wajar duduk sejajar. Kalau ini dibiarkan, benar-benar memalukan Bali punya pemimpin adat seperti ini,” sergahnya.

Ia pun menegaskan, “tata titi, tata krama, dan sopan santun’ adalah nafas kehidupan orang Bali. Jika itu diacak-acak justru oleh orang yang mengklaim diri penjaga adat, maka tak heran jika masyarakat kini semakin gerah dan kehilangan kepercayaan.

“Kalau begini, biar masyarakat menilai. Sudah jelas tingkah laku Ketua MDA ini tidak mencerminkan tata titi tata krama orang Bali. Jangan cuma teriak mengajegkan Bali di spanduk dan baliho, tapi tingkahnya malah menjatuhkan marwah agama Hindu sendiri,” katanya, menutup pernyataan dengan nada tinggi.

Guru Made Sukarta pun mendesak pemerintah daerah dan DPRD Bali untuk segera turun tangan, memanggil Ketua MDA Bali dan meminta pertanggungjawaban di depan publik.

“Kami harap DPRD Bali jangan tutup mata. Ini ranah sakral, bukan sekadar isu internal. Kalau Ketua MDA Bali tidak bisa menjaga tata titi, sebaiknya mundur saja. Bali ini tidak butuh simbol adat yang cuma retorika, tetapi tidak paham etika,” pungkasnya. (TimNewsyess)


Penulis : Tim Klungkungnews


Siapa Calon Bupati Buleleng 2024 Selanjutnya?

Polling Dimulai per 1 Maret 2024



Siapa Calon Wakil Walikota Denpasar Selanjutnya?

Polling Dimulai per 1 Maret 2024