Tokoh

Proyek Terminal LNG di Sidakarya Dorong Bali Menuju Energi Bersih dan Net Zero Emission 2040

 Selasa, 27 Mei 2025

Proyek Terminal LNG di Sidakarya Dorong Bali Menuju Energi Bersih dan Net Zero Emission 2040


Denpasar | Klungkungnews.com - 27 Mei 2025 – Proyek pembangunan terminal LNG (Liquefied Natural Gas) di Pantai Sidakarya, Denpasar, menjadi tonggak penting dalam upaya Bali menuju kemandirian energi yang bersih dan berkelanjutan. Hal ini disampaikan oleh Dicky Ahmad Gustyana, Direktur Bisnis Development PT Titis Sampurna sekaligus Komisaris PT Padma Energi Indonesia, dalam sebuah forum bersama Gubernur Bali Dr. Wayan Koster dan berbagai pemangku kepentingan (stakeholder), Senin (27/5).

Menurut Dicky, proyek ini menjadi langkah strategis untuk menjawab lonjakan kebutuhan listrik Bali yang tumbuh hampir 11 persen per tahun angka yang tertinggi dibandingkan daerah lain di Indonesia. “Bali membutuhkan sumber daya energi yang besar agar pasokan listrik tetap memadai dan berkelanjutan, sejalan dengan visi menjadikan Bali sebagai pulau energi bersih,” ungkapnya.

Saat ini, sekitar 500 ribu ton BBM digunakan setiap tahun untuk pembangkit listrik di Bali jumlah besar yang sebagian besar diimpor dan berdampak besar terhadap lingkungan. “BBM seperti solar memiliki kandungan karbon tinggi (C-16), sehingga emisi CO₂-nya juga besar. LNG hanya mengandung satu atom karbon (C-1), sehingga lebih ramah lingkungan,” jelas Dicky.

LNG yang akan digunakan bersumber dari kilang di Papua dan akan dibawa dalam satu kapal berkapasitas 145.000 meter kubik. Satu pengiriman setara 890.000 MWh, cukup untuk memenuhi kebutuhan listrik Bali selama 42 hari. Terminal LNG direncanakan dibangun 500 M di lepas Pantai Sidakarya, sekitar 4,5 kilometer dari PLTG Indonesia Power di Tanjung Benoa.

Pemilihan lokasi di Sidakarya dilakukan berdasarkan kajian teknis dan kelayakan pasar. Area tersebut memiliki jalur pelayaran dengan lebar 145 meter dan kedalaman laut yang akan didukung dengan kegiatan pengerukan (dredging). “Kami telah melakukan simulasi keselamatan secara komprehensif, termasuk potensi tabrakan kapal, kebocoran, dan ledakan. Semua berada jauh di bawah ambang batas yang ditetapkan standar internasional,” katanya.

Proyek ini juga diproyeksikan memberikan dampak sosial-ekonomi bagi masyarakat. Pengerukan laut yang dilakukan akan dilanjutkan dengan dumping material untuk memperbaiki garis pantai dan mencegah abrasi. “Kita bisa manfaatkan untuk wisata mangrove, penataan dermaga, bahkan mendukung pariwisata bahari ke Nusa Penida yang selama ini terpusat di Sanur,” ujar Dicky.

Sebagai solusi atas kemacetan dan padatnya penyeberangan di Sanur yang mencapai 7.000 penyeberang per hari, proyek ini juga akan mengembangkan terminal baru di Serangan dan Mertasari (Muntig Siokan), hasil kolaborasi dengan Pemerintah Kota Denpasar.

Terkait legalitas proyek, Dicky memastikan seluruh dokumen perizinan, termasuk Amdal, sudah dalam tahap akhir. “Kami sudah melalui tahapan studi, konsultasi publik, dan penandatanganan pra-kerja sama dengan desa-desa terdampak seperti Serangan, Sidakarya, Serangan, Sesetan dan Sanur (Intaran), SEKAR TANUR. Tidak ada proyek energi lain yang melibatkan masyarakat dan stakeholder sebesar ini,” tegasnya.

Ia menambahkan, proyek ini juga melibatkan BUMD provinsi dan kota, serta akan dikelola secara integratif dari desain hingga operasional, demi mewujudkan prinsip “Sustainable Development Goals”.

“Bali akan menjadi model Net Zero Emission pertama di Indonesia pada 2040. Dunia akan melihat Bali bukan hanya sebagai destinasi wisata, tapi juga simbol kepedulian terhadap lingkungan. Masyarakat pun akan merasakan langsung manfaatnya dari sisi kesehatan, ekonomi, dan kualitas hidup,” pungkas Dicky. (TimNewsyess)


Penulis : Tim Klungkungnews


Siapa Calon Bupati Buleleng 2024 Selanjutnya?

Polling Dimulai per 1 Maret 2024



Siapa Calon Wakil Walikota Denpasar Selanjutnya?

Polling Dimulai per 1 Maret 2024