News
Kabupaten Bangli Resmi Terbentuk, Forum Pengurangan Resiko Bencana (FPRB) Fokus Kolaborasi Tangani Daerah Rawan
Minggu, 28 September 2025
Kabupaten Bangli miliki FPBR
Bangli | Kabupaten Bangli kini memiliki wadah khusus dalam upaya mitigasi bencana dengan terbentuknya Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB). Forum ini resmi dikukuhkan pada 10 Juni 2025 oleh Bupati Bangli untuk masa bakti 2025–2030, dengan jumlah anggota sekitar 25 orang yang berasal dari beragam latar belakang, mulai dari pegiat sosial, akademisi, media, hingga pihak swasta.
Bendahara FPRB Kabupaten Bangli, I Wayan Suarembawa, saat ditemui Newayess.com di Kintamani pada Minggu (28/9/2025) menjelaskan bahwa kehadiran forum ini merupakan bagian dari kebijakan pemerintah daerah yang sejalan dengan amanat undang-undang, dimana setiap daerah di Indonesia diharapkan memiliki forum serupa.
“Program ini sangat mulia. FPRB Bangli hadir karena memang kondisi geografis Indonesia, termasuk Bangli, rawan bencana. Ada risiko tanah longsor, banjir, hingga angin kencang yang bisa menimbulkan pohon tumbang. Forum ini menjadi wadah kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan organisasi sosial dalam mengurangi risiko bencana,” jelas Suarembawa.
Kolaborasi dan Koordinasi Tanggap Darurat
Suarembawa menuturkan, meskipun baru terbentuk, FPRB Bangli sudah aktif menjalin koordinasi dengan berbagai pihak, baik pemerintah daerah maupun relawan sosial. Mereka membangun komunikasi intensif melalui berbagai saluran, termasuk group WhatsApp, untuk saling berbagi informasi cepat ketika ada laporan masyarakat terkait potensi bencana.
“Kalau ada laporan masyarakat, misalnya hujan deras atau potensi longsor, kami langsung bergerak. Minimal 1–2 orang turun ke lapangan untuk melakukan pengecekan, bahkan lebih jika situasinya mendesak. Jadi, FPRB ini hadir bukan hanya di level kebijakan, tapi juga langsung ke masyarakat,” katanya.
Bangli Daerah Rawan, Sosialisasi Jadi Kunci
Bangli dikenal sebagai salah satu wilayah di Bali yang rawan bencana, terutama di kawasan “Kintamani” yang sering dilanda tanah longsor dan banjir. Untuk itu, FPRB tak hanya bergerak saat bencana terjadi, tetapi juga melakukan sosialisasi ke desa-desa rawan bencana sebagai langkah pencegahan.
“Bangli ini memang sangat rawan. Ada tanah longsor, banjir, cuaca ekstrem, dan dampak psikologis yang dialami masyarakat. Karena itu kami juga turun ke desa-desa yang dikategorikan rawan bencana untuk memberikan sosialisasi dan pendampingan secara persuasif,” tutur Suarembawa.
Optimis Jadi Garda Depan Mitigasi Bencana
Meski menyadari bahwa tidak semua bencana bisa diantisipasi, FPRB Bangli optimistis mampu menjadi garda terdepan dalam mendampingi masyarakat menghadapi situasi darurat.
“Kami tidak bisa menjamin semua resiko akan tertanggulangi, tapi dengan adanya forum ini, masyarakat punya pegangan dan dukungan. Kami berusaha seoptimal mungkin ikut berpartisipasi agar Bangli lebih siap menghadapi bencana,” pungkasnya.
Pembentukan FPRB ini diharapkan menjadi tonggak baru penguatan mitigasi bencana di Bangli, sekaligus meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga lingkungan serta membangun kesiapsiagaan bersama. (TimNewsyess)
Penulis : Tim Klungkungnews
Polling Dimulai per 1 Maret 2024
Polling Dimulai per 1 Maret 2024