News
Jadi Model Lapangan Delegasi 12 Negara: Desa Sidan Tampilkan Sistem Pertanian Organik dan Pengelolaan Sampah Terpadu
Kamis, 13 November 2025
Gianyar, Desa Sidan, Kecamatan Gianyar, menjadi sorotan dunia internasional. Sekitar 50 delegasi dari 12 negara berkunjung ke desa yang dikenal sebagai pelopor pertanian organik di Bali ini. Kunjungan tersebut merupakan bagian dari program pelatihan lapangan Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI yang bekerja sama dengan lembaga internasional dalam bidang pengelolaan keuangan desa dan ketahanan pangan berkelanjutan.
Kepala Desa Sidan, Made Sukra Suyasa, S.Sos., N.L.P., menyampaikan rasa bangganya atas kepercayaan yang diberikan kepada desanya sebagai lokasi model praktik lapangan (field study) bagi para delegasi internasional.
“Hari ini kami menerima delegasi dari BPK Pusat yang membawa peserta pelatihan internasional dari berbagai negara. Mereka datang untuk melihat langsung bagaimana Desa Sidan menerapkan konsep pengelolaan sampah, pertanian organik, dan penguatan ekonomi desa melalui BUMDES,” ujar Sukra Suyasa, Kamis (13/11/2025).
Kegiatan kunjungan diawali di Kelompok Tani Sami Asih , tempat berdirinya Unit Pengolahan UPU Organik, yang menjadi percontohan dalam mengolah limbah ternak menjadi pupuk padat. Para delegasi diajak melihat langsung proses konversi kotoran hewan menjadi pupuk berkualitas tinggi yang kemudian dimanfaatkan kembali untuk mendukung sistem pertanian organik desa.
Dari sana, rombongan melanjutkan perjalanan ke TPS 3R Desa Sidan, pusat pengelolaan sampah terpadu yang memanfaatkan limbah organik rumah tangga menjadi kompos. Proses ini kemudian dikolaborasikan dengan sistem pertanian desa untuk menciptakan siklus produksi ramah lingkungan dari sampah kembali ke sawah.
Kunjungan berlanjut ke BUMDES Desa Sidan, yang menurut Sukra Suyasa, berperan sebagai “ibu kandung” bagi para petani.
“BUMDES menyediakan sarana dan prasarana pertanian seperti bibit, pupuk, serta modal usaha bagi petani. Setelah panen, hasil pertanian organik itu dibeli kembali oleh BUMDES untuk dipasarkan. Jadi sistemnya berputar petani terbantu, BUMDES tumbuh, desa pun sejahtera,” jelasnya.
Para delegasi juga meninjau area pertanian organik di lahan persawahan, melihat proses pemilihan bibit unggul, pembibitan, serta teknologi filterisasi air alami melalui kolam eceng gondok. Sistem ini berfungsi menyaring unsur kimia dari aliran air sebelum masuk ke lahan pertanian, memastikan tanaman tumbuh dengan standar organik yang ketat.
Menurut Sukra Suyasa, konsep pertanian organik terpadu di Desa Sidan bukan hanya mendukung ketahanan pangan, tetapi juga menciptakan sistem ekonomi berkelanjutan yang berbasis pada sumber daya lokal.
“Sirkulasi ini menjadi model ketahanan pangan desa. Sampah menjadi pupuk, pupuk menghidupkan pertanian, hasil pertanian dikelola BUMDES, dan keuntungan kembali ke masyarakat. Semua berjalan dalam satu ekosistem,” ujarnya.
Kegiatan hari itu ditutup dengan jamuan makan siang di Kissidan Ecco Hill, salah satu destinasi wisata alam Desa Sidan yang juga mengusung konsep ramah lingkungan.
Sukra Suyasa berharap, kunjungan internasional ini mampu menjadi inspirasi bagi desa-desa lain di Bali dan Indonesia.
“Kami berterima kasih kepada BPK yang sudah mempercayai Desa Sidan sebagai model praktik lapangan. Harapan kami, kunjungan ini bisa membangkitkan semangat petani agar semakin banyak lahan yang kembali ke pertanian organik. Saat ini baru sekitar 30 persen, kami targetkan bisa 100 persen,” katanya penuh optimisme.
Pemerintah daerah pun disebut aktif memberikan pendampingan dan dukungan. Dinas Pertanian serta Bupati Gianyar turut memfasilitasi berbagai program pendampingan, edukasi, dan inovasi pertanian berbasis lingkungan.
“Dengan dukungan itu, Desa Sidan tidak hanya menjadi pusat pertanian organik, tapi juga tempat edukasi, penelitian, dan wisata pertanian yang membawa manfaat bagi masyarakat,” tutup Sukra Suyasa.
(Tim Newsyess)
Penulis : Tim Klungkungnews
Polling Dimulai per 1 Maret 2024
Polling Dimulai per 1 Maret 2024