Ekonomi
BPR Mitra Bali Muktijaya Mandiri: Harap Dana Rp200 Triliun dari Pemerintah Bisa Mengalir ke BPR untuk Dorong UMKM
Selasa, 23 September 2025
Bpr mitra bali muktijaya mandiri bangli
Bangli | Pemerintah pusat melalui kementerian terkait tengah menggulirkan wacana penyaluran dana segar Rp200 triliun untuk mendukung sektor perbankan dan pembiayaan nasional. Harapannya, dana besar ini dapat memperkuat akses permodalan, khususnya bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) yang menjadi tulang punggung ekonomi rakyat.
Direktur BPR Mitra Bali Muktijaya Mandiri Bangli, Anak Agung Ngurah Wiryadi, SE, menyambut baik langkah pemerintah ini. Menurutnya, BPR sebagai lembaga keuangan rakyat sudah selayaknya turut mendapat alokasi dana agar bisa memperluas penyaluran kredit murah bagi UMKM.
“Kalau dana sebesar itu hanya terserap di bank-bank besar milik pemerintah, maka BPR akan sulit mendapatkan akses. Padahal, BPR inilah yang selama ini menopang sektor UMKM. Kalau dana itu bisa langsung dialirkan ke BPR, dampaknya akan luar biasa bagi masyarakat kecil,” ujarnya saat ditemui Newsyess di kantor BPR Mitra Bali Muktijaya Mandiri, Kayuamba, Bangli, Selasa (23/9/2025).
Harapan Skema Penyaluran yang Adil
Wiriyadi menjelaskan, idealnya pemerintah tidak hanya menyalurkan dana lewat bank-bank besar, tetapi juga membuka jalur distribusi langsung ke BPR. Dengan begitu, BPR bisa menawarkan bunga kredit yang lebih rendah dan kompetitif bagi pelaku UMKM.
“Kalau kita hanya mengandalkan dana masyarakat, bunga tabungan bisa sampai 3 persen. Belum lagi kita harus bersaing dengan bunga deposito yang relatif tinggi. Kalau ada suntikan dana murah dari pemerintah, kita bisa salurkan kredit dengan bunga yang lebih ringan, bahkan di kisaran 12 persen per tahun,” jelasnya.
Menurut Wiryadi, pemerintah sebaiknya menetapkan kriteria kesehatan BPR sebagai syarat penyaluran. Dengan begitu, BPR yang sehat bisa menjadi penggerak sekaligus menopang BPR yang masih kekurangan likuiditas. “Kalau bisa, jangan hanya 10–20 persen dari dana yang dicadangkan pemerintah, tetapi porsinya diperbesar, minimal 40 persen. Karena BPR ini ujung tombak pembiayaan rakyat kecil,” tambahnya.
Persaingan dengan Bank Umum
Ia juga mengingatkan bahwa saat ini BPR semakin tertekan karena bank-bank umum mulai masuk ke segmen UMKM dengan bunga kompetitif. Kondisi ini membuat BPR harus mencari strategi agar tetap relevan.
“Sejak dulu BPR jadi andalan masyarakat menengah ke bawah. Tapi sekarang bank-bank besar juga masuk ke bawah, otomatis kita harus bersaing. Kalau tidak ada dukungan dari pemerintah, BPR bisa kalah bersaing dan hanya menunggu merger atau akuisisi,” katanya.
Optimis Hadapi Tantangan
Meski demikian, Wiryadi optimis jika pemerintah memberi ruang yang adil, BPR bisa tumbuh bersama dan tetap menjadi pilar keuangan masyarakat desa. Ia menegaskan bahwa suntikan dana segar akan menjadi “angin baru” untuk meningkatkan kapasitas penyaluran kredit, memperkuat permodalan, sekaligus menjaga kepercayaan masyarakat.
“Harapan saya sederhana, berlaku adil. Karena BPR lah yang setiap hari berhadapan dengan masyarakat kecil. Kalau kita diberi kesempatan yang sama, BPR akan semakin kuat dan UMKM bisa tumbuh lebih cepat,” pungkasnya. (TimNewsyess)
Penulis : Tim Klungkungnews
Polling Dimulai per 1 Maret 2024
Polling Dimulai per 1 Maret 2024