Tokoh
Anak Agung Made Karsika Mengabdi Selama 25 tahun dengan Bawa Aset LPD Desa Adat Susut Tembus Rp 24,6 Miliar
Selasa, 01 Juli 2025
Anak agung made Karsika
Bangli |— Tak banyak yang mampu bertahan dalam satu pengabdian selama seperempat abad. Namun Anak Agung Made Karsika, Pemucuk Lembaga Perkreditan Desa (LPD) Desa Adat Susut kaja Bangli membuktikan bahwa konsistensi, komitmen, dan pengabdian tulus bisa membawa sebuah lembaga adat menjadi pilar ekonomi desa.
Mulai bergabung sejak tahun 1999 ketika aset LPD baru sebesar Rp10 juta, pria kelahiran Susut ini kini menatap tahun pensiunnya dengan bangga. Di bawah kepemimpinannya, aset LPD melonjak hingga Rp24,6 miliar per Desember 2024, sebuah capaian luar biasa yang diraih dengan perjalanan panjang selama 25 tahun mengelola keuangan desa adat.
Mengabdi dari Zaman "Ngayah"
Awal keterlibatannya di LPD bukan karena ambisi, tapi lebih pada keterpanggilan. Di era 90-an, mencari tenaga kerja untuk LPD bukan perkara mudah. Kala itu, sistem kerja masih sangat sederhana, dengan hanya tiga orang staf, dan nuansa "ngayah" (pengabdian tanpa pamrih) masih sangat kental.
“Waktu itu kami masih kerja dengan semangat ngayah. Tidak terbayang akan sejauh ini. Tapi karena ditunjuk, ya kami jalankan sebaik-baiknya,” kenangnya.
Selama lima tahun pertama, LPD Susut masih terseok mencari ritme. Namun perlahan, masyarakat mulai menunjukkan kepercayaan. LPD mulai dilihat bukan hanya sebagai lembaga keuangan, tetapi sebagai alat perjuangan ekonomi adat.
Kontribusi Nyata bagi Desa Adat
Dalam 25 tahun kiprahnya, Karsika mencatatkan kontribusi nyata senilai lebih dari Rp2 miliar kepada Desa Adat Susut melalui kewajiban 20 persen laba tahunan yang disetorkan ke desa. Dana tersebut tidak hanya membantu operasional desa adat, tetapi juga menopang kegiatan sosial dan spiritual masyarakat.
“Meskipun ada yang suka dan tidak suka dengan kami, tapi perasaan bisa berbuat sesuatu untuk desa, mengabdi kepada kerama (warga adat), itu membekas dalam hati,” ujarnya dengan bangga.
Kontribusi itu meliputi berbagai bentuk, termasuk mendukung kegiatan keagamaan, membantu masyarakat dalam kebutuhan sosial, dan tetap menjaga otonomi keuangan desa adat.
Duka dan Dinamika
Selama dua dekade lebih, tidak semua berjalan mulus. Anak Agung Made Karsika tak menampik bahwa dinamika sosial dan karakter warga yang beragam menjadi tantangan tersendiri.
“Kami melayani masyarakat sendiri. Ada yang keras, ada yang lembut. Kadang dimarahi warga juga pernah. Tapi itu proses belajar,” katanya.
Masalah kredit macet, tuntutan pelayanan, hingga menjaga kepercayaan di tengah perubahan zaman menjadi keseharian yang harus dihadapi dengan kepala dingin dan hati lapang.
Siap Hadapi Era Digital
Seiring perkembangan teknologi, LPD Susut juga mulai bertransformasi ke arah digital. Kini masyarakat bisa membayar angsuran tanpa harus datang ke kantor. Melalui sistem barcode, mereka cukup melakukan transfer ke rekening LPD di BPD Bali.
“Digitalisasi bukan lagi pilihan, tapi keharusan. Kalau tidak mengikuti, kita akan tertinggal. Kami sudah mulai siapkan SDM dan sistemnya,” tegasnya.
Menyiapkan Generasi Penerus
Tahun 2025 ini menandai tahun ke-25 pengabdian Anak Agung Made Karsika di LPD. Ia pun menyatakan kesiapan untuk mundur secara terhormat, memberi ruang bagi generasi baru yang lebih muda dan siap menghadapi tantangan masa depan.
“Regenerasi sudah disiapkan. Pemilihan pemucuk selanjutnya dilakukan oleh desa adat. Semua karyawan punya kesempatan yang sama, tidak ada yang diistimewakan,” katanya.
Baginya, yang paling penting bukan siapa yang melanjutkan, tapi bagaimana menjaga semangat dan ruh pengabdian di LPD tetap hidup.
Pesan untuk Masyarakat
Menutup kisah pengabdiannya, Karsika menyampaikan pesan menyentuh untuk warga Desa Adat Susut:
“Saya harap masyarakat sadar bahwa LPD adalah milik mereka sendiri. Kalau LPD kuat, desa adat pun akan kuat. Mari jaga bersama, gunakan dengan bijak, dan tetap percaya pada lembaga ini.” (TimNewsyess)
Penulis : Tim Klungkungnews
Polling Dimulai per 1 Maret 2024
Polling Dimulai per 1 Maret 2024