Tokoh
KSU Sedana Satya Jaya Selat Nyuhan Bangli: Tak Takut Bersaing, Lebih Baik Bersanding dengan Koperasi Merah Putih
Sabtu, 24 Mei 2025
Gerakan koperasi Bangli
Bangli | klungkungnews.com – Di tengah maraknya pertumbuhan lembaga keuangan baru, termasuk kehadiran Koperasi Merah Putih milik pemerintah, Ketua KSU Sedana Satya Jaya, I Dewa Made Jiwa, menegaskan pihaknya tidak merasa tersaingi. Baginya, koperasi bukan hanya soal persaingan, melainkan soal kolaborasi dan sinergi untuk kemajuan bersama.
"Kami tidak khawatir. Justru kami melihat peluang bersanding, bukan bersaing," tegas Dewa Jiwa saat ditemui di kantor koperasi yang berlokasi di Banjar Selat Nyuhan, Kecamatan Susut, Bangli, Jumat (23/5/2025).
Berdiri Sejak 2007, Bertahan karena Kepercayaan Anggota
KSU Sedana Satya Jaya didirikan pada tahun 2007 dan telah menjalankan operasionalnya sejak 2006. Meski berada di desa dengan modal terbatas, koperasi ini bertahan berkat dukungan dan kepercayaan anggota. Simpanan pokok ditetapkan sebesar Rp5.000, dan simpanan wajib bulanan pun tidak memberatkan anggota.
"Kami menjaga agar anggota tetap merasa nyaman. Bahkan, sebagian hasil usaha (SHU) langsung dimasukkan sebagai tambahan modal anggota. Itu bentuk komitmen kami agar koperasi tetap sehat," jelasnya.
Sinergi Lebih Utama daripada Persaingan
Menanggapi kehadiran Koperasi Merah Putih, Dewa Jiwa menyatakan bahwa setiap lembaga keuangan memiliki segmen tersendiri. "Dulu juga pernah ada kekhawatiran saat LPD dan koperasi kami berdiri berdekatan, tapi ternyata kami bisa sinergi. Yang penting masing-masing tahu batas jangkauan dan segmen nasabahnya," ungkapnya.
Bagi Dewa Jiwa, keberagaman lembaga keuangan justru memberikan banyak pilihan kepada masyarakat. "Yang penting bersinergi, bukan saling tikam. Kalau ada kekurangan likuiditas, kenapa tidak bekerja sama?" katanya.
Ia bahkan membuka peluang kerja sama dengan Koperasi Merah Putih, apalagi jika selaras dengan visi nasional seperti program stabilisasi harga gabah atau pembangunan lumbung pangan desa. "Kalau niat baik bertemu dengan niat baik, pasti bisa jalan bersama," ujarnya.
Tantangan dan Harapan Koperasi di Masa Depan
Meski optimistis, Dewa Jiwa menyadari tantangan koperasi ke depan semakin kompleks. Persaingan suku bunga, layanan digital, dan pinjaman online menjadi isu yang tak bisa dihindari.
"Koperasi harus beradaptasi. Kami fokus menjaga kepercayaan anggota, memberikan pelayanan cepat dan bunga kompetitif. Untuk debitur kecil hingga Rp2 juta, kami berikan bunga khusus agar tetap terjangkau," terangnya.
Ia juga mendukung wacana pembentukan asosiasi koperasi di tingkat kabupaten atau kecamatan guna menyamakan persepsi soal suku bunga dan etika pengelolaan.
“Kalau ada asosiasi, kita bisa saling berbagi data, saling kontrol, dan mencegah praktik bunga tinggi yang tak sehat. Ini akan menyehatkan ekosistem koperasi,” tegasnya.
Baca juga:
bali-2025-gelar-rakerda-perkuat-persatuan-jaga-eksistensi-ekonomi-desa-adat-di-bali" target="_self" title="BKS LPD Provinsi Bali 2025: Gelar Rakerda Perkuat Persatuan, Jaga Eksistensi Ekonomi Desa Adat di Bali ">BKS LPD Provinsi Bali 2025: Gelar Rakerda Perkuat Persatuan, Jaga Eksistensi Ekonomi Desa Adat di Bali
Koperasi Harus Tetap Jadi Wadah Ekonomi Rakyat
Bagi Dewa Jiwa, koperasi adalah milik rakyat, dari, oleh, dan untuk rakyat. “Asal koperasi itu dikelola dengan transparan dan profesional, masyarakat akan percaya. Kita harus tetap menjaga idealisme itu, sambil terus berinovasi,” tutupnya. (TimNewsyess)
Penulis : Tim Klungkungnews
Polling Dimulai per 1 Maret 2024
Polling Dimulai per 1 Maret 2024